Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (DLHK) Wawan Gunawan. |
BANTEN - Keanekaragaman hayati di wilayah Provinsi Banten tidak pernah lekang oleh zaman. Bukan hanya terkenal dengan keindahan pantai saja, Banten juga memiliki potensi alam yang dapat dijadikan wisata edukasi tentang flora dan fauna.
Memiliki luas 2.400 hektare, Taman Hutan Raya (Tahura) yang berada di Carita, Kabupaten Pandeglang, menawarkan pemandangan yang eksotis menjorok ke laut.
Sehingga dapat menjadi salah satu destinasi wisata baru bagi masyarakat, yang berpotensi dapat menyumbang pada sektor Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Banten.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Banten, Wawan Gunawan mengatakan, Tahura Banten yang berada di Carita bagian dari konservasi lindung. Kedepannya kawasan tersebut akan dijadikan icon kehutanan milik Pemprov Banten.
"Tahura ini yang dijadikan icon kehutanan oleh pak gubernur," kata Wawan saat ditemui di Tahura Banten, Kamis (17/7/2025).
Ia menerangkan, dari 40 Tahura yang dimiliki Indonesia, Tahura Banten salah satu wilayah yang menjorok ke laut. Sehingga menjadi keunikan sendiri dalam keindahan pesona alam.
Menurutnya, kawasan Tahura sebelumnya dikelola oleh BUMN, saat ini asetnya telah milik Pemprov Banten dan akan dikembangkan agar menyumbangkan PAD.
"Kita agar bisa menyumbang PAD dan pak gubernur fokus agar masuk investor. Dari 40 Tahura indonesia, Tahura kita yang menjorok ke laut," terangnya.
Ia memaparkan, banyak kelebihan yang dimiliki Tahura Banten, di antaranya terdapat tiga curug, yakni Curug Putri, Curug Gandeng, dan Curug Cadas Ngampar.
"Ada salah satu potensi yang dikembangkan, ada Curug Putri, Gendang, Cadas Ngampar dan religi yang tidak boleh dikunjungi," paparnya.
Tidak hanya itu, Tahura Banten juga menjadi habitat flora dan fauna serta pohon merantis yang usianya sudah 100 tahun dan yang belum tentu bisa ditemui di hutan lainnya.
Sehingga DLHK Banten berencana akan menjadikan safari flora dan fauna demi mejaga habitat sekaligus jadi daya tarik bagi wisatawan.
"Ada 100 lebih pohon merantis yang umurnya 100 tahun lebih. Ada jati, mahoni dan beberapa pohon lain. Tahura harus dilestarikan dan kedepannya bisa menjadi safari atau dijadikan flora fauna dan kebun binatang mini. Elang jawa ada. Macan kumbang dan tutul masih ada," tutupnya. (ADV)